Mahkamah
Konstitusi (Mahkamah Agung Thailand), masih di peringkat yang rehdah di
bandingkan peringkat negara yang sedang maju beberapa kasus yang belum
mengikuti proses peradilan hukum, seperti beberapa kasus penculikan para
pengegakan hok asasi manusia di Thailand masih misterius yakni, pengacara hukum
muslim Somchai Neelapaijit, seorang yang berjuang keras dalam mengadili
hukum mengenai hak asasi dibagian provinsi selatatan Thailand (Patani) bagi
penduduk Patani yang sering kali mengabaikan hak asasi manusia, mayoritas kasus
etnis Melayu Muslim di tertahankan oleh pengacara hukum muslim Somchai
Neelapaijit seorang yang di culik misterius pada tahun 2004 pekan lalu
sekarang belum menemui jasatnya. Kemudian kasus yang sama Sadari
Billy Rachchungchren seorang pengacara hukum yang berjuang demi hak
asasi etis Kareang (suku yang berada di bagian Thailand Utara) yang
sekarang belum diakui sebagai suku yang setara dengan suku elit lain yang ada
di Thailand, akhirnya di culit dan tidak tahu jasatnya dimana.
Kasus penculitan
pengacara hukum di Thailand sebanyak 81 kasus yang masih belum ada proses di
pengadilan hukum Thailand ini pengakibatkan bahwa lembaga hukum di Thailand masih di tahap yang redah, masih di pengaruhi oleh
kekuasaan land di lembaga hukum tersebut.
Pada tanggal 9
Oktober 2014 berakunya Pleman Sea Jo yang sedang dalam proses pengadilan
hukum dengan kasus, penjualan miyak illegal, nakoba, dan lain sebagainya,
tiba-tiba di keluar dari tahan polisi oleh seorang pangkat tinggi bagian Polisi
Arun Syisokhmak, kemudian pleman Sea Jo lari diri ke luar negeri.
Keadilan hukum
di Thailand masih jauh jika aparat-aparat tertinggi masih berada diatas hukum
Mahkamah Agung sebagi simbul keadilan social dan sebagai lembaga yang sakral
bagi rakyat kecil
(Suara Gua)