Fenomina
Carbom yang terjadi di beberapa Daerah Selatan Thia pekan kemarin, berawal di pabrik (Chisamai)
sebulan lalu di provensi Yala, mengakibatkan hasil kerugian pabrik tersebut
sekitar 150,000,000 Bat ( Rp 52,500,000,000), dan beberapa daerah lagi, dengan
fenomina carbon akan berlanjut terusan
melarut lagi di provensi Narathiwat, Daerah Sungai Kolok pecan lalu dengan ada
bomman mengakibat korban dan cendera,
fenomina tersebut akan dampak jelas bahwa lampu merah akan kembali lagi
nyala dan akan kembali operasi serangan dahsyat bagi pihak pemberontak.
Menurut
Prof. Dr. Syisumput Chitpirumcit ketua Pusat Lembaga Pengawasan Keamanan
Selatan Thailand ( Deep Sout Watch) Universitas Print of Songkla (Cabang di
Patani). Mengatakan fenomina Carbom yang berlaku di pekan lalu pasti
berhubungan dengan kebijakan dan politik yang menjadi dasar dalam operasi
serangan kemarin.
Setelah
hampir 5 (lima) kali mengadakan dialog perdamaian di antara pihak pemerintah
dan pemberontak BRN di Kuala Lumpur pekan lalu belum mencari solusi alternatif
yang baik di antara kedua pihak. Dangan itulah pihak BRN reaksi aksi serangan
hebat yang tujuan mengacaukan ekonomi suwasta dan negeri.
Prof.
Dr. Syisumput Chitpurumcit berpendapat dan mengkritikan
persolan konflik di Selatan Thailand bahwa “ kebijakan yang selalu berubah
tidak meteruskan untuk dialog perdamain, justeru kembali mengambil militer
mengedepankan politik, akan pasti masalah sulit dan tambah lebih rumit dalam mencari
solusi untuk kedepan, jika penggantian Perdana Menteri (PM) Thailand selanjut
tidak ada rumusan yang jelas untuk upaya menyelesaikan konflik di selatan
Thailand, maka akan jauh bayangan perdamain di Patani”.